Selasa, 12 Februari 2013

CARA BELAJARKU


Oleh   : heni

Cara belajar efektif dan efisien bagi sebagian orang adalah hal yang sulit, bahkan dianggap itu hanyalah sebuah slogan. Hal ini dikarekan, orang tersebut belum menemukan cara belajar yang efektif dan efisien yang sesuai dengan kondisinya secara pribadi.
Memang harus diakui bahwa, cara belajar efektif dan efisien bagi sebagian orang, belum tentu efektif dan efisien bagian sebagian lainnya. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara belajar yang efektif dan efisien, ada baiknya kita memahami dulu makna cara belajar efektif dan efisien.
Cara belajar efektif adalah cara belajar yang sesuai dengan kondisi personal pembelajar, baik dari segi metode, penggunaan tempat, ataupun penggunaan waktu. Sedangkan belajar efesien adalah cara belajar yang meminimalkan usaha tetapi mendapatkan hasil yang maksimal. Yang diminilkan disini juga berupa waktu, tempat, sarana dan prasarana belajar dan lain-lain. Biasanya seseorang belajar tidak terlalu lama, tetapi sangat menguasai materi tersebut, karena orang tersebut kemungkinan mempunyai cara efisien dalam belajar, selain metode yang mereka gunakan dalam belajar. Yang perlu diingat disini adalah, tidak orang pintar atau bodoh dalam belajar, yang ada hanyalah orang malas, dan tak tahu cara belajar yang baik.
Dibawah ini adalah cara belajar yang efektif dan efisien. Cara ini sengaja disusun secara berurutan, kapan waktunya belajar, dimana, apa yang akan digunakan dalam pembelajaran tersebut, setelah mempelajari materi ini apa kira-kira yang akan didapat dari materi tersebut, apakah materi ini berhubungan dengan materi lainnya, bagaimana pemahaman orang lain terhadap materi ini, dan membuat kesimpulan terhadap materi yang dipelajari.
Mengatur waktu belajar
Penentuan waktu belajar memegang peranan yang sangat sentral. Sebaiknya, waktu belajar ini disusun dalam bentuk daily activity. Penempatan waktu belajar dalam kegiatan sehari-hari juga harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan kondisi fisik dan fisiologis. Kondisi lingkungan (baik rumah maupun sekolah) harus menjadi pertimbangan. Kondisi fisik dan fisiologis juga harus menjadi prioritas. Biasanya, dimalam hari, kondisi tubuh kita terasa capek, penat karena aktivitas keseharian, sehingga tidak mendukung belajar yang efektif. Kami menyarankan belajar di pagi hari (kalau bisa, biasakan bangun lebih awal). Kalau bisa, waktu malam, tidurlah lebih cepat, untuk menyegarkan kondisi tubuh kembali, sehingga bisa bangun lebih awal. Belajar dipagi hari lebih menguntungkan, dimana otak dalam kondisi freshkembali, juga kondisi lingkungan biasanya tidak terlalu mengganggu (tenang).
Memilih tempat belajar
Tempat belajar juga sangat mendukung efektivitas belajar. Kondisi tempat belajar yang tenang, sejuk, luas, dan pewarnaan dalam ruangan belajar yang bisa memanipulasi ingatan lebih kuat (misalnya penggunaan cat), kondisi tempat duduk, meja dan penataan buku-buku pada tempat belajar sangat membantu dalam mengefektifkan belajar. Biasanya tempat belajar juga tergantung dengan waktunya, karena biasanya ada tempat-tempat tertentu yang bising disiang hari misalnya, tetapi cukup tenang dimalam hari atau dipagi hari. Silahkan sesuaikan antara tempat belajar dengan waktu belajar.
Penggunaan sarana dan prasarana belajar
Sarana dan prasarana belajar disini hanya sebuah alat. Jika tersedia silahkan digunakan, tetapi bukan merupakan prasyarat utama. Sarana belajar disini bisa berupa video pendukung dengan apa yang sedang dipelajari, ataupun alat-alat lainnya. Biasanya, ada orang yang merasa rileks dengan adanya musik jika sedang belajar, silahkan gunakan alat-alat ini jika mendukung. Tetapi penggunaan music ini bersifat personal, artinya tidak semua orang menyukainya jika sedang belajar, bahkan ada yang merasa teganggu dengan adanya bunyi musik jika sedang belajar. Silahkan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada untuk mendukung belajar yang efektif.
Membuat review materi
Membuat review materi sangat penting dalam belajar. Review disini digunakan untuk memanggil kembali (recall) apa yang sudah dipelajari. Dengan mereview materi, kita dapat melihat secara sistematis apa-apa yang sudah kita pelajari. Dengan review pula, kita bisa merencanakan apa yang masih kurang dari materi yang sudah kita pelajari, sehingga dapat menentukan langkah dan memilih buku lain yang tepat untuk melengkapi materi yang sedang kita pelajari.
Mengembangkan Materi
Pengembangan materi ini adalah system pembelajaran lanjutan. Pengembangan materi dengan melihat hubungan materi yang sedang kita pelajari dengan materi-materi lain. Materi yang kita pelajari kemungkinan sama dengan materi yang sudah kita pelajari ataupun bertentangan. Dengan membandingkan materi-materi ini, kita bisa membuat sebuah kesimpulan-kesimpulan awal. Kalau bisa, kesimpulan-kesimpulan awal ini dibuat dalam bentuk list (catatan) untuk didiskusikan dengan teman-teman atau guru (tutor).
Mengadakan diskusi
Mendiskusikan materi sangat penting untuk melihat bagaimana orang lain memahami materi yang sedang dipelajari. Diskusi ini merupakan alat ukur pemahaman dan menyamakan persepsi. Kalaupun merupakan materi-materi sulit, alangkah baiknya dimediasi oleh seorang tutor (guru).
Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan adalah hal yang sangat penting sebagai hasil dari apa yang kita pelajari selama ini. Sebaiknya kesimpulan akhir ini ditulis secantik mungkin, agar dapat dibaca dan dijadikan referensi jika kita sedang mempelelajari hal yang sama dikemudian hari. Bahkan kesimpulan bisa merupakan kisi-kisi/intisari dari sebuah materi.

Prinsip-Prinsip Belajar

Terdapat beberapa prinsip-prinsip belajar. Proses belajar adalah suatu hal yang kompleks, tetapi dapat juga dianalisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu kita ketahui agar kita memiliki pedoman dan tekhnik belajar yang baik.
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena itu adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-naiknya tentang proses belajar murid, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid-murid.
Prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:
  1. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapan. 
  2. Belajar memerlukan bimbingan, baik dari bimbingan guru maupun buku pelajaran itu sendiri. 
  3. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian. 
  4. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya. 
  5. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya. 
  6. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. 
  7. Belajar dikatakan berhasil apabila telah sanggup menerapkan kedalam bidang praktek sehari-hari (Zainal Aqib 2002).

Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Belajar

Bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa adalah layanan bimbingan yang disesuaikan dengan masalah belajar yang dihadapi oleh siswa. Dengan melihat spesifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa, maka guru pembimbing dapat merumuskan pogram layanan bimbingan belajar kepada siswa.
Menurut Tohirin (2007) beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang dapat diberikan kepada siswa adalah sebagai berikut:
  1. Orientasi kepada siswa, khususnya siswa baru tentang tujuan sekolah, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah. 
  2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pembelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara individual maupun kelompok. 
  3. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup layanan informasi tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu. 
  4. Layanan pengumpulan data yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup terhadap program studi atau jurusan tertentu, dan sebagainya. 
  5. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap dalam menghadapi ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang dapat menguasai cara belajar yang tepat diberbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya. 
  6. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisian.
Pendapat di atas mengandung artian bahwa bentuk layanan bimbingan belajar yang akan diberikan kepada siswa adalah dalam bentuk pengenalan tentang sekolah dan kurikulum belajarnya, cara belajar yang baik sehingga dapat memilih jurusan yang sesuai dengan bakat, minat dan kempuannya, sehingga siswa dapat mengatasi permasalahan belajarnya.
Menurut Winkel (1981) bentuk layanan bimbingan belajar dapat dilakukan dengan program bimbingan belajar yang terencana dan terorganisir dengan baik, meliputi: 
  1. Pemberian informasi kepada siswa baru di sekolah mengenai tujuan sekolah, isi kurikulum, penyesuaian diri di sekolah, cara-cara belajar dan struktur organisasi sekolah. Semua ini diusahakan dalam orientasi belajar siswa. 
  2. Memberikan informasi kepada siswa dan tuntunan dalam hal belajar di rumah dan membentuk kelompok-kelompok belajar. 
  3. Memberikan informasi tentang kemungkinan dan kesempatan untuk melanjutkan studi dan tuntutan-tuntutan apa yang harus dipenuhi supaya berhasil. 
  4. Mengumpulkan data mengenai bakat-bakat dan hasil belajar masing- masing siswa, agar siswa dapat ditolong untuk mengenal dirinya sendiri. Tanpa tersedianya data semacam ini, program bimbingan belajar tidak dapat terlaksana dengan baik.  
  5. Melakukan wawancara dengan siswa untuk membicarakan kesukaran- kesukaran dalam belajar, untuk membicarakan pilihan sekolah lanjutan, dan untuk membicarakan kegagalan yang disebabkan karena salah memilih jurusan. 
Jadi, bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa adalah segala informasi yang menunjang kegiatannya dalam hal belajar mulai dari pengenalan tentang sekolah, pengenalan bakat dan kemampuan diri dalam hal belajar sampai kepada kesulitan belajar yang akan dihadapinya nanti.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat kita simpulkan bentuk-bentuk layanan bimbingan belajar bagi siswa adalah sebagai berikut:
  1. Memberikan orientasi kepada siswa baru yang berisi informasi mengenai tujuan sekolah, kurikulum, penyesuaian diri, cara belajar, dan struktur organisasi sekolah. 
  2. Memberikan informasi tentang cara belajar yang tepat bagi siswa selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun secara mandiri di rumah, baik berkelompok maupun individu. 
  3. Memberikan informasi tentang jurusan maupun program studi yang sesuai bagi siswa untuk melanjutkan pendidikannya pada tingkat yang lebih tinggi. 
  4. Melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan siswa agar bimbingan belajar dapat terlaksana dengan baik. Seperti bakat, minat, cita-cita, hasil belajar masing-masing siswa dan lain sebagainya. 
  5. Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar, membentuk kelompok belajar, dan mengatur kegiatan kelompok dengan cara melakukan wawancara dengan siswa untuk membicarakan kesulitan belajarnya agar dapat ditemukan penyebab dan bagaimana cara mengatasinya.

Taksonomi Media Pembelajaran

Taksonomi media pembelajaran terdiri dari beberapa kelompok. Haney dan Ullmer (dalam Miarso, 2004), mengemukakan bahwa terdapat tiga media pembelajaran, yaitu media penyaji, media objek dan media interaktif. Media objek merupakan benda tiga dimensi yang mengandung informasi, yang dapat diketahui melalui ciri fisiknya seperti ukuran, berat, bentuk, susunan, warna, fungsi, dan sebagainya. Media objek meliputi dua kelompok, yaitu objek yang sebenarnya dan objek pengganti. Media objek pengganti adalah benda-benda yang dibuat untuk mewakili atau menggantikan “benda-benda yang sebenarnya”. Objek pengganti banyak dikenal dengan nama replika, model, dan benda tiruan.
Sedangkan Heinich, Molenda, & Russel (dalam Furqon, 2007) mengemukakan klasifikasi media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
  1. Media yang tidak diproyeksikan 
  2. Media yang diproyeksikan (projected media) 
  3. Media audio 
  4. Media video dan film 
  5. Komputer 
  6. Multimedia berbasis komputer.
Media yang tidak diproyeksikan terdiri dari beberapa jenis yaitu benda nyata (realia), replika dan model, kit multimedia, simulator, bahan cetakan (printed materials), foto, gambar, chart, poster dan grafik. Berdasarkan bentuknya, jenis media ini dapat diklasifikasikan ke dalam media dua dimensi dan media tiga dimensi. Bahan cetakan seperti gambar, chart, poster, foto dan grafik tergolong sebagai media dua dimensi. Sedangkan realia, replika, model, dan simulator dapat digolongkan sebagai media tiga dimensi.

1 komentar:

  1. The sands casino - Treasure Island Resort & Casino
    Treasure Island Resort & Casino: The deccasino resort is in septcasino the center of 바카라 the island and the largest casino in New Mexico. It is located on the site of the original Sands

    BalasHapus